Disini ku berbagi cerita
 
Picture
Entah awalnya bagaimana ada istilah cabe-cabean, dan baru saja dengar ada istilah terong-terongan.

Cabe-cabean adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan nongkrong di balapan liar. Sedangkan terong-terongan adalah sebutan bagi remaja pria yang senang dengan kehidupan malam, suka tawuran dan menghisap ganja. Usia mereka umumnya sama, kisaran SMP dan SMA. (sumber: islampos.com)

Tercengang heran, miris.

Ada lagi, ana punya sahabat yang tinggal disuatu daerah di Par*ng, itu ga jauh dari Jakarta. Dapat cerita disana, hampir kebanyakan dari remaja disana menikah dalam keadaan (maaf) hamil duluan.

Ada pertanyaan ana, bagaimana itu bisa terjadi? Mengapa hal itu menjadi budaya, kebiasaan dan ke”maklum”an?
Hei, apakah tidak pernah sampai kepada kalian, berita akan ditimpa azab yang pedih bagi orang-orang yang berzina?

Tidak, mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya..

Apakah dakwah, tausiyah dan ceramah tentang bahaya zina rutin ada dikampung mereka?
Apakah yang mereka “like” yang mereka “follow” berkenaan dengan pendidikan Islam?
Bagaimana yang mereka tonton di TV? Acara ceramah atau tontonan hiburan yang tak mendidik sama sekali?
Apakah di TV menyediakan informasi yang memadai? Bagaimana internet yang mereka browsing?

Tapiii…

Jauh lebih miris diri ini, disetiap kajian yang ana datangi, beberapa bertemu dengan orang yang sama, ukhti itu lagi ukhti itu lagi, jalan bareng dengan dia lagi, dengan dia lagi.

Hei! Bukankah sudah berkali-kali kau datang kajian? Mengapa tidak kau syi’arkan? Apakah ilmu yang kau terima itu hanya untuk mu? Padahal, mereka jauh lebih berhak.

Kau! Yang menatap sinis, remaja yang terjerumus itu..

Pernahkah kabarkan kepada mereka kerugian besar akibat zina?
Pernahkah mengingatkan tempat terburuk (neraka) bagi para pelaku zina?
Pernahkah kabarkan ampunan Allah sangat dekat dan menjamin syurga bagi mereka yang bertaubat?

Sungguh perjalanan dakwah masih jauh, tak jelas ujungnya..

Sungguh banyak waktu yang harus dikorbankan, banyak tenaga yang harus dikerahkan.

Tidak akan menjadi solusi jika hanya menyalahkan. Tidak akan terselesaikan jika tidak ada gerakan.

Maka? Wahai driri, Mana yang lebih miris?





Leave a Reply.


Ummu Al-Ahnaf